Feature news

Aku Pusing!

Pusing! Ya, kata itulah yang saat ini sedang menyelimuti keadaanku saat ini. Bukan dalam artian sebenarnya, yang secara biologi adalah keadaan dimana terdapat suatu gangguan di saraf pusat, ditandai dengan cenut-cenut tak keruan. Bukan itu. pusing ini disebabkan terlalu banyak berpikir, terdapat sesuatu yang belum terpecahkan, dikejar deadline, espektasi yang meninggi tanpa diiringi dengan aksi, yang akhirnya akan menyebabkan pusing (stres) temporal.

Entah ini pendewasaan atau apalah aku tak tahu, apa ini memang karakterku sebagai manusia yang unik satu sama lain, atau keadaan psikologi yang sedang berada di bawah. Saat pusing, bukan mendekatkan diri kepada Allah dimana tiap manusia kan kembali, malah lari ke rokok, kopi, twitter dan bolokonconya. Salah ya? Dalam lubuk hati yang terdalam dalam, kata anak alay jaman sekarang, ya! ini sebuah kesalahan. Tapi terkadang uniknya manusia, sudah tahu ini salah, namun masih belum tergerak juga untuk memperbaikinya. Hanya tahu, ada niatan tapi tak seberapa kuat, dan hanya berupa wacana saja ketika diskusi masalah hakikat kehidupan, jika istilah itu terlalu berat, bisa dikatakan kehidupan seharilah, hehehe. 

Proses dewasa secara pemikiran dari setiap orang pasti berbeda, adakalanya ia sudah dapat berpikir jauh ke depan, namun masih belum dibarengi akan produk. Hobi berkoar-koar, namun hasil belum ada yang bisa dibanggakan. Memalukan tentu, namanya juga masa pendewasaan diri, membuat kesalahan sudah barang tentu menjadi sebuah kebiasaan, walaupun katanya kesalah kedua yang diperbuat bukan sebuah kesalahan, namun itu adalah pilihan. Pilihan yang salah, yang kan menuntun ke pilihan yang benar. Semoga saja. 

Kata orang bijak, "Musuh terbesar manusia adalah diri sendiri", aku sepakat dengan kalimat itu. Adakalanya saat menyendiri, setelah bermunajat kepada Allah, atau bahkan saat kedaan sepi, hati berceletuk "Maafkan aku ya Allah, aku kalah dengan diriku sendiri, tolonglah aku, aku tak ada artinya tanpa hadirmu, maaf maaf, maaf ...". Meminjam syair lagu The End of The world dari  Carpenters "How life goes on the way it does?" meratapi keadaan diri, a desperate man in the corner. Celetukan hati, ucapan mulut, tak akan ada artinya jika tanpa dibarengi dengan perbuatan nyata. Setiap orang tau akan hal ini, sekali lagi, aku lebih sering dipecundangi oleh diri sendiri. Selagi kehidupan belum Game Over, masih ada kesempatan untuk memperbaiki diri. Selagi jantung masih diberi kesempatan untuk berdetak lebih lama, maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kaum dustakan?
Learn more »